QINGDAO — Angkatan Laut Cina menjadi tuan rumah pertemuan pejabat tinggi Angkatan Laut berbagai negara di Kota Qingdao, Ahad (21/4/2024). Diplomasi militer ini akan diperhatikan dengan seksama sebagai tanda-tanda meningkatnya hubungan Cina dan Amerika Serikat (AS).
Kegiatan yang akan berlangsung selama empat hari itu dihadiri delegasi dari 30 negara. Pertemuan ini digelar di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS) setelah perjanjian AS dengan Filipina menambah ketegangan di perairan strategis yang dianggap berpotensi sebagai titik bentrokan antara AS dan Cina.
Seorang sumber mengatakan dalam Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat (WPNS) tahun ini AS akan diwakili Komandan Armada Pasifik Laksamana Stephen Koehler. Media pemerintah Cina melaporkan delegasi dari Australia, Prancis, India, Korea Selatan (Korsel), Rusia, Inggris dan beberapa negara lain juga menghadiri simposium tersebut.
Peserta akan menggelar pertemuan tertutup dalam seminar yang membahas topik-topik yang membahas upaya mengatasi tantangan-tantangan keamanan maritim. Mereka juga akan membahas Code for Unplanned Encounters at Sea, pedoman yang diformulasikan satu dekade yang lalu untuk mengurangi ketegangan antara militer di lautan. Pedoman itu belum diperbaharui untuk mencakup drone.
Media pemerintah Cina melaporkan pertemuan awal bulan Januari membahas pembentukan kelompok kerja untuk mencegah bentrokan drone di laut. WPNS tahun ini tumpang tindih dengan latihan gabungan militer skala besar AS dan Filipina di luar perairan Filipina untuk pertama kalinya.
Ketegangan Cina dan Filipina di LCS terjadi di sekitar Second Thomas Shoal. Manila mengatakan Beijing melakukan “pelecehan” termasuk menggunakan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina.
AS, Jepang dan Filipina menandatangani perjanjian kerja sama trilateral pekan lalu. Para pemimpin tiga negara itu mengungkapkan kekhawatiran mengenai “perilaku agresif dan berbahaya” Cina di LCS. Beijing mengecam perjanjian itu sebagai “blok politik.”
“Latihan gabungan AS-Filipina kali ini mencakup wilayah yang lebih luas, melibatkan lebih banyak pasukan, dan mencakup latihan di luar lingkup pertahanan semula seperti latihan anti-kapal selam dan anti-rudal,” kata pengamat militer dan mantan peneliti di Institut Penelitian Studi Militer Angkatan Laut PLA Cina, Cao Weidong.
“Ini bukan masalah ketika AS melakukan latihan pertahanan dengan Filipina, tetapi ketika latihan ini menjadi ofensif dan menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga, kita tidak hanya harus waspada tetapi juga harus merespons,” tambahnya.
Namun kembalinya kontak pejabat militer AS-Cina dengan pembicaraan pertama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan menteri pertahanan Cina dalam dua tahun, dua negara terlihat ingin memulihkan hubungan militer. Bulan ini pejabat militer AS dan Cina bertemu di Hawaii.
Cina pertama kali menjadi tuan rumah WPNS tahun 2014 lalu. Simposium tahun ini bertepatan 75 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebas Rakyat (PLA).
Beijing ingin memperluas armada lautnya yang menurut sejumlah pengamat akan menjadi terbesar pada tahun 2034. Presiden Xi Jinping berulang kali mendorong pembangunan militer “kelas dunia” pada tahun 2027 yang menjadi 100 tahun berdirinya PLA.
Cina belum melakukan uji coba untuk kapal induk terbarunya, Fujian. Langkah penting untuk memperluas kehadirannya di Indo-Pasifik sementara AS dan sekutu-sekutunya sudah meningkatkan operasi angkatan laut mereka di kawasan itu.
Cina terlibat dalam sengketa maritim dan teritorial dengan beberapa negara yang hadir di WPNS termasuk Jepang. Beijing dan Tokyo saling tuduh penerobosan maritim setelah terjadi konfrontasi penjaga pantai di kepulauan di Laut Cina Timur yang disengketakan bulan Desember lalu.
Pada bulan November, Australia menuduh Cina melukai penyelam angkatan lautnya dengan menembakan sinar sonar yang ditembakan dari kapal perang Cina.
Selama di simposium di Qingdao, angkatan laut Cina mengizinkan publik melihat kapal-kapal perangnya yang berlabuh di pelabuhan Qingdao termasuk kapal destroyer Guiyang dan Shijiazhuang. Tur itu memperlihatkan sistem senjata dan peralatan penyelamatan. Anak-anak antusias berfoto dengan peluncur rudal.