Prancis Naikkan Tingkat Siaga Teror ke Level Tertinggi usai Serangan Moskow

by -81 Views

PARIS – Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengumumkan bahwa negaranya telah meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap terorisme setelah serangan teror di Moskow. Pengumuman ini dilakukan setelah rapat dengan pejabat pertahanan dan keamanan pemerintah Prancis bersama Presiden Emmanuel Macron.

Melalui akun media sosialnya pada hari Minggu (24/3/2024), Attal menyatakan bahwa keputusan ini diambil karena ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Moskow, yang menimbulkan ancaman bagi negaranya.

Attal juga menyebutkan bahwa kelompok teroris Daesh/ISIS mengakui bertanggung jawab atas serangan ini, sehingga pemerintah Prancis memutuskan untuk meningkatkan tingkat keamanan Vigipirate ke tingkat tertinggi, yaitu serangan darurat. Vigipirate adalah sistem peringatan keamanan nasional Prancis.

Pengumuman ini juga datang beberapa bulan sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade. Sistem peringatan teror Prancis memiliki tiga tingkat, dan tingkat tertinggi diaktifkan setelah adanya serangan di Prancis atau di luar negeri, atau ketika ancaman dianggap akan segera terjadi. Sistem ini memungkinkan dilakukannya langkah-langkah keamanan ekstra.

Langkah-langkah keamanan ekstra yang dilakukan termasuk peningkatan patroli pasukan bersenjata di tempat-tempat publik seperti stasiun kereta, bandara, dan rumah ibadah. Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah berbagi informasi tentang rencana serangan di Moskow dengan Rusia.

Pada tanggal 7 Maret, Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan kepada warganya di Rusia. Amerika Serikat menuduh ISIS bertanggung jawab sepenuhnya atas serangan di gedung konser di Moskow.

Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Adrienne Watson, tidak ada keterlibatan Ukraina dalam serangan tersebut. Pihak berwenang Rusia mengecam pernyataan pemerintah Amerika Serikat mengenai serangan tersebut, yang disampaikan tidak lama setelah berita mengenai serangan menyebar. Pejabat Rusia meminta agar penyelidik Rusia diberi kesempatan untuk melakukan investigasi sendiri.

Korban jiwa akibat serangan tersebut telah meningkat menjadi 137, menurut otoritas penyelidikan federal Rusia. Komite Investigasi Rusia menyebutkan bahwa 137 jasad ditemukan di lokasi kejadian, termasuk tiga anak.

Proses penyelidikan di tempat kejadian masih terus berlangsung. Saat ini, 62 jasad telah teridentifikasi, sementara tes genetika sedang dilakukan untuk mengidentifikasi korban lainnya. Lebih dari 500 peluru, 28 magasin, dan dua senjata serang Kalashnikov ditemukan di lokasi kejadian.

Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan bahwa 180 orang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit, di antaranya 142 harus dirawat inap.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menetapkan 24 Maret sebagai hari berkabung nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang. Pihak berwenang Rusia telah menangkap 11 orang terkait serangan tersebut, termasuk empat orang yang terlibat langsung, menurut Badan Keamanan Federal.

Sumber: Antara
Sumber: Republika

Terima kasih.