Prabowo Subianto Unggul Usai Kalah Berkali-kali di Pilpres, Pengamat: ‘Man of The Moment’ untuk Demokrasi

by -77 Views

Jakarta – Pengamat politik Igor Dirgantara menilai kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024 adalah bukti bahwa proses demokrasi di Indonesia berjalan lancar melalui mekanisme pemilihan umum.

Menurut Igor, kemenangan ini membuktikan keteguhan Prabowo yang sebelumnya dua kali kalah dalam pemilihan presiden pada tahun 2014 dan 2019, namun tetap setia pada jalur demokrasi dengan ikut serta dalam pemilihan presiden 2024.

“Iggu, pada akhirnya, dalam pemilihan presiden 2024, Prabowo berhasil meraih kemenangan setelah perjuangannya. Meskipun melelahkan, namun hasilnya manis dalam jalur konstitusional. Ini menunjukkan bahwa Prabowo sekarang menjadi sosok yang dipilih secara demokratis oleh rakyat menjadi Presiden untuk periode 2024-2029,” ujar Igor kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/3).

Igor juga menyampaikan pernyataan Prabowo setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden 2024, di mana Prabowo menyadari bahwa proses demokrasi di Indonesia membutuhkan biaya besar dan melelahkan, namun hal ini harus terus ditingkatkan kualitasnya.

“Prabowo memahami bahwa demokrasi di Indonesia merupakan sesuatu yang mahal. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan kepemimpinan yang kuat pasca kepemimpinan Jokowi untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat, bukan kepada modal atau pemilik modal,” kata Igor.

Igor juga tidak merasa khawatir dengan kepemimpinan Prabowo-Gibran, karena menurutnya Prabowo telah memahami pentingnya adanya check and balances sebagai tokoh nasional yang sudah lama berkarya di luar pemerintahan.

“Igor mengatakan bahwa ini adalah alasan penting mengapa Prabowo akan mendengarkan kritik dan menghargai posisi oposisi ketika menjadi pemimpin baru Indonesia,” tambahnya.

Selain itu, Igor optimis bahwa demokrasi di Indonesia akan semakin baik di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran, karena keduanya telah melalui proses demokrasi yang tidak instan dan tidak hanya bergantung pada popularitas semata.

“Prabowo adalah contoh bagus bagaimana membangun sebuah partai politik dari awal, bukan hanya menjadi tamu, petugas partai, atau karyawan partai. Prabowo mengerti bahwa pilar utama demokrasi adalah partai politik,” lanjutnya. (SENOPATI)

Source link