Israel Harus Mengakui Kedaulatan Palestina dengan Segera

by -100 Views

Orang-orang berjalan di dekat rumah yang hancur menyusul serangan udara Israel di kota Deir Al Balah, selatan Jalur Gaza, 12 Februari 2024. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 60 orang tewas dan lebih dari 230 lainnya terluka dalam serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel. Menurut pernyataan yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dua sandera Israel berhasil diselamatkan selama operasi malam di Rafah. Lebih dari 28.300 warga Palestina dan lebih dari 1.300 warga Israel tewas, menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sejak militan Hamas melancarkan serangan terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 07 Oktober 2023, dan operasi Israel di Gaza dan Tepi Barat yang menyusulnya.

DUBAI — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Israel harus segera mengakui kemerdekaan negara Palestina dan menghentikan perang di Gaza. Pernyataan ini disampaikan setelah serangan udara Israel di Rafah, tempat pengungsian terakhir warga Gaza, yang menewaskan 67 orang. “Sebelum kawasan dipaparkan ancaman yang lebih parah, kita harus segera menghentikan pembantaian di Gaza,” kata Erdogan di Pertemuan Pemerintah Dunia (WGS) di Uni Emirat Arab. Ia mengkritik pemukim Israel yang merebut tanah Palestina di Tepi Barat, sementara beberapa pihak dalam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung pembangunan pemukiman di wilayah tersebut.

Erdogan menyatakan bahwa sumber krisis saat ini adalah keberlanjutan pemukiman di tanah Palestina. Jika Israel menginginkan perdamaian permanen di wilayah tersebut, visi terkait pemukiman harus dihentikan untuk selamanya. Negara Palestina yang bebas dan merdeka harus diakui dalam batas-batas tahun 1967. Ia juga menyerukan agar negara-negara yang menangguhkan pendanaan ke lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) kembali menyalurkan dananya.

Beberapa negara menangguhkan donasi ke UNRWA setelah Israel menuduh sejumlah pegawai lembaga PBB itu terlibat dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. “Kita berada di tengah genosida di Gaza,” kata aktivis dan mantan anggota Komite Organisasi Pembebasan Palestina Hanan Ashrawi. “Israel sangat bersikeras untuk meningkatkannya, setelah memperlakukan orang-orang Palestina seperti hewan ternak, kini mereka menghancurkan tempat perlindungan terakhir yang mereka miliki,” katanya.

Semua orang tahu bahwa tidak ada batasan untuk kebobrokan Israel, kehausan darah Israel, untuk penggunaan pembantaian untuk mencapai tujuan yang tidak diketahui, karena mereka tidak tahu apa tujuannya. Mereka tidak dapat menghancurkan Hamas jadi dengan cara tertentu, ini adalah sebuah kesengajaan untuk menimbulkan rasa sakit, kematian, dan kehancuran tanpa pertanggungjawaban,” tambannya. “Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan bukan hanya warga Palestina di Gaza, tetapi juga seluruh Palestina,” pungkasnya. Sumber: Republika