Serangan Militer Amerika Serikat di Irak dan Suriah Menewaskan Hampir 40 Warga Sipil

by -105 Views

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah melancarkan serangan udara terhadap 85 target yang terkait dengan Garda Revolusi Iran dan milisi yang didukungnya di Irak dan Suriah. Dilaporkan bahwa serangan balasan terhadap pasukan AS itu telah menewaskan hampir 40 orang.

Serangan yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh B-1 merupakan respon pertama terhadap serangan milisi yang didukung oleh Iran di Yordania pekan lalu. Diperkirakan militer AS akan melancarkan operasi lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.

Serangan ini memperdalam konflik Israel di Gaza yang telah menyebar ke seluruh kawasan. “Serangan ini mewakili kesalahan besar dan strategis AS lainnya yang hanya akan meningkatkan ketegangan dan instabilitas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, Sabtu (3/2/2024).

Iran telah memanggil pelaksana tugas duta besar AS di Baghdad untuk menyampaikan protes resmi. Pasukan keamanan Irak yang juga didukung oleh Iran, Pasukan Mobil Rakyat, mengatakan bahwa 16 anggotanya tewas, termasuk pejuang dan tenaga medis. Sebelumnya pemerintah Irak mengatakan bahwa 16 warga sipil juga menjadi korban tewas.

Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdulrahman, mengatakan bahwa serangan di Suriah menewaskan 23 orang yang menjaga lokasi target serangan.

Direktur Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Letnan Jenderal Douglas Sims, mengatakan bahwa serangan tersebut tampaknya berhasil dan memicu ledakan berantai kedua ketika bom mengenai persenjataan milisi. Ia juga mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan pengetahuan bahwa akan ada korban jiwa dalam serangan ke fasilitas tersebut.

Meskipun melancarkan serangan, Pentagon mengatakan bahwa AS tidak ingin berperang melawan Iran dan yakin bahwa Teheran juga tidak menginginkan perang. Sementara Partai Republik semakin mendesak Presiden AS Joe Biden untuk melancarkan serangan langsung.

Iran yang mendukung Hamas menjaga jarak dari konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Walaupun kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran di Lebanon, Yaman, Irak, dan Suriah terlibat dalam beberapa serangan. Kelompok-kelompok yang dikenal sebagai “Poros Perlawanan” ini memusuhi Israel dan AS.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa setelah serangan tersebut, Biden memerintahkan tindakan langsung terhadap IRGC dan kelompok-kelompok yang terhubung dengan pasukan elit Iran. “Ini merupakan awal dari respon kami,” kata Austin.

Kementerian Luar Negeri Iran Ebrahim Raisi pernah mengatakan bahwa negaranya tidak akan memulai perang, namun akan “merespon dengan keras” siapa pun yang mengganggu Iran. Ia tidak menyebutkan serangan AS dalam pidatonya yang memperingati hari teknologi Iran pada Sabtu kemarin.

Dalam laporan kantor berita semi resmi Iran, Fars, Duta Besar Iran di Irak Hossein Akbari mengecilkan serangan udara tersebut. Ia membantah bahwa serangan-serangan tersebut mengenai target-target yang terhubung dengan Iran dan mengatakan bahwa tujuannya adalah “untuk menghancurkan infrastruktur sipil Suriah.”

Hamas menyebut bahwa Washington menyiram “minyak ke api.” Sementara Inggris menyebut AS sebagai sekutu “kuat” dan mendukung hak AS untuk merespons serangan.

Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorsi yang menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels mengatakan bahwa serangan AS terhadap proksi-proksi Iran “bermain dengan api.”

Militer AS mengatakan bahwa serangan mereka menghantam pusat komando dan kontrol, gudang roket, rudal, dan drone, serta fasilitas logistik dan rantai pasokan amunisi.

Sumber : Reuters
Sumber: Republika
Sumber: https://internasional.republika.co.id/berita/s8b8ec370/serangan-as-di-irak-dan-suriah-tewaskan-hampir-40-orang