Wael Dahdouh, seorang jurnalis Palestina, telah kembali ke Kota Khan Younis, Gaza setelah menghadiri pemakaman putranya yang juga seorang jurnalis. Putranya, Hamza, bekerja untuk Jaringan Media Aljazirah dan menjadi salah satu dari dua wartawan yang tewas dalam serangan Israel saat bertugas pada Ahad (7/1/2023).
Selain putranya, anggota keluarga Wael lainnya, termasuk istrinya Amna, putranya Mahmoud, putrinya yang berusia tujuh tahun Sham, dan cucunya Adam yang berusia satu tahun juga tewas dalam serangan Israel saat rumah yang mereka tempati selama mengungsi diserang pada Oktober lalu.
Wael sendiri terluka dalam serangan yang menewaskan juru kameranya, Samer Abudaqa. Namun, ia menolak untuk berhenti memberikan laporan. Dilansir dari Aljazirah, Senin (8/1/2023), Wael terus melaporkan perkembangan terbaru situasi di Gaza kepada dunia Arab.
Hamza dan Mustafa Thuraya tewas dalam serangan Israel saat mereka berkendara di dekat al-Mawasi yang merupakan area aman. Mobil yang mereka kendarai ditembak oleh rudal Israel. Penumpang lain di mobil tersebut, Hazem Rajab, mengalami luka berat.
Aljazirah melaporkan bahwa Hamza dan Mustafa ditembak ketika mencoba untuk mewawancarai warga sipil yang terpaksa mengungsi akibat serangan pengeboman Israel sebelumnya. Hamza berusia 27 tahun sementara Mustafa juga berusia 20-an. Di pemakaman Hamza, Wael terlihat tenang tapi pasrah.
Wael menyatakan bahwa ia adalah salah satu warga Gaza yang mengucapkan perpisahan pada orang-orang tercinta. Ia bersumpah untuk terus menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di Gaza meskipun terus kehilangan orang-orang yang ia cintai. Jaringan Media Aljazirah mengutuk serangan tersebut dan menegaskan perlunya langkah hukum terhadap pasukan penjajah.
Kantor berita Gaza juga mengecam serangan terhadap wartawan. Hamza sangat dekat dengan keluarganya dan sangat sedih mendengar Israel menembak rumah yang mereka tinggali sementara di kamp pengungsian Nuseirat pada 25 Oktober lalu. Rekan-rekannya mengatakan bahwa kesedihannya menjadi motivasi bagi Hamza untuk melakukan reportase perang di Gaza. Istrinya dan anggota keluarga yang masih tersisa datang ke pemakaman sebelum ia dikuburkan.
Wael, di samping jenazah putranya yang akan dikebumikan, menenangkan anggota keluarga mereka. Sebagai kepala biro Aljazirah bahasa Arab di Palestina, Wael menjadi wajah liputan di Gaza dan simbol perlawanan rakyat Gaza. Serikat Wartawan Palestina (PJS) mencatat bahwa sudah 102 jurnalis tewas dan 71 terluka dalam serangan Israel yang dimulai awal Oktober lalu.