Presiden Iran Ebrahim Raisi bersumpah akan melakukan pembalasan setelah dua ledakan terjadi di Kota Kerman pekan ini, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. Menurut Aljazeera, Raisi bergabung dengan para peziarah di Kerman pada Jumat (5/1/2023) untuk menghadiri pemakaman 89 orang yang tewas dalam dua ledakan itu. Dia mengatakan musuh-musuh Teheran dapat melihat kekuatan Iran dan seluruh dunia mengetahui kekuatan dan kemampuan Iran. Ia menambahkan, “Pasukan kita akan menentukan tempat dan waktu untuk bertindak.”
Saat orang-orang memberikan penghormatan kepada para korban di depan peti mati yang dibalut bendera Iran, massa berteriak: “Matilah Amerika!” dan “Matilah Israel!” Anadolu melaporkan, setidaknya 84 korban meninggal dan 284 orang terluka akibat serangan bom yang diledakkan ketika ribuan orang sedang berziarah untuk memperingati empat tahun wafatnya mantan panglima Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Qassem Soleimani. Serangan di Kerman adalah yang paling mematikan sejak Revolusi Islam Iran 1979. Soleimani gugur dalam serangan pesawat nirawak Amerika Serikat di Baghdad, Irak pada Januari 2020 atas perintah Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut. Uni Eropa dan beberapa negara, termasuk China, Arab Saudi, Yordania, Jerman dan Irak, mengecam pemboman tersebut. Dewan Keamanan PBB pada Kamis juga mengutuk keras pemboman yang mereka sebut tindakan terorisme tercela itu.
Iran mengindikasi dalang dari dua ledakan di makam mantan komandan Korps Garda Revolusi Jenderal Qassem Soleimani pada awal pekan ini merupakan Zionis atau Israel. Dalam pernyataannya Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia “mengutuk keras tindakan terorisme yang keji dan pengecut di provinsi Kerman.” Kerman merupakan tempat kelahiran dan makam Soleimani, yang menjadi pahlawan nasional Iran. “Tindakan kejahatan dan teroris ini menunjukkan betapa besarnya kejahatan dan kekejaman musuh-musuh bangsa Iran dimana mereka dengan pendekatan kekerasan dan kejahatan mencoba untuk mengincar harapan palsu mereka yaitu dapat keluar dari krisis yang mereka buat sendiri,” kata Kedutaan dalam pernyataan yang Republika, terima, Jumat (5/1/2024).
Kedutaan menambahkan kejahatan keji ini memperkuat persatuan masyarakat Iran dengan cita-cita Soleimani serta memperkuat solidaritas bangsa besar Iran. Hal ini, kata kedutaan, juga memperdalam permusuhan dan kebencian pihak musuh terhadap Iran. “Republik Islam Iran dengan akan menggunakan seluruh kapasitas diplomatik, politik, hukum dan internasionalnya untuk mengutuk serangan teroris yang penuh kebencian ini di seluruh dunia dan mengadili para pelaku dan pihak-pihak yang menjadi otak (intellectual actors) di balik serangan ini,” kata Kedutaan. “Sejak awal pembentukan illegal rezim Zionis, teror telah menjadi salah satu alat dan pendekatan Zionis untuk memajukan kepentingan mereka.” Sumber: Republika