Israel Mengaku Menggali Informasi Intelijen dari 1.000 Sandera Setelah Menembak Mati Warganya Sendiri

by -130 Views

Pasukan Israel berjalan di dekat perbatasan Jalur Gaza, 14 Desember 2023. Israel menegaskan telah menyandera lebih dari 1.000 orang dalam perang di Gaza.

GAZA – Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Mayor Jenderal Herzi Halevi menegaskan, pasukannya telah menyandera lebih dari 1.000 orang dalam pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa IDF mendapatkan informasi intelijen dari para tawanan tersebut.

Halevi menyatakan bahwa ketika anggota Hamas memilih untuk menyerahkan senjatanya, pasukan Israel tidak menembak mereka, namun menangkap mereka.

“Kami mendapatkan banyak informasi intelijen dari para tawanan yang kami miliki, kami sudah memiliki lebih dari seribu tawanan,” ujar Halevi dalam video yang didistribusikan oleh militer, Ahad (17/12/2023).

Komentar Halevi muncul setelah pasukan Israel secara tidak sengaja menembak mati tiga warga Israel yang disandera Hamas di Gaza. Ketiganya ditembak saat mereka mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kejadian itu sebagai tragedi yang tak tertahankan.

“Bersama seluruh rakyat Israel, saya menundukkan kepala dalam kesedihan yang mendalam dan berduka atas jatuhnya tiga putra tercinta kami yang disandera,” kata Netanyahu melalui akun resminya, Jumat (15/12/2023).

Netanyahu menyatakan bahwa pihaknya berduka atas peristiwa tersebut dan akan mengambil pelajaran penting dari kejadian itu. Menteri Pertahanan Israel juga menyampaikan rasa dukanya atas terbunuhnya tiga warga Israel oleh pasukannya sendiri.

Gallant menggambarkan peristiwa tersebut sebagai hal yang menyakitkan bagi setiap warga Israel. “Kita harus tetap tangguh dan terus melakukan operasi di Gaza, demi para sandera, warga negara, dan tentara kita,” katanya.

Pada 24 November hingga 1 Desember 2023 lalu, Israel dan Hamas sempat memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan. Selama periode tersebut, kedua belah pihak melakukan pertukaran pembebasan tahanan dan sandera.

Hamas membebaskan 105 sandera, terdiri dari 80 warga Israel dan sisanya warga asing. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 210 tahanan Palestina. Sumber: Reuters. Sumber: Republika.