Israel Tidak Menunjukkan Penyesalan atas Pembunuhan Wartawan Reuters

by -114 Views

Militer Israel merespons hasil investigasi kantor berita Reuters tentang kematian jurnalisnya, Issam Abdallah, di Lebanon selatan pada 13 Oktober lalu. Israel mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di zona pertempuran aktif dan sedang mereka selidiki.

Tanpa menyebutkan kematian Abdallah, militer Israel mengatakan bahwa saat itu pasukan Hizbullah di Lebanon melakukan serangan lintas perbatasan. Pasukan Israel melepas tembakan untuk mencegah penerobosan bersenjata.

“Pada 13 Oktober 2023, organisasi teroris Hizbullah melancarkan serangan pada sejumlah target di teritorial Israel di sepanjang perbatasan Lebanon,” kata militer Israel dalam pernyataannya, Jumat (8/12/2023).

“Satu insiden melibatkan tembakan rudal anti-tank, mengenai pagar perbatasan dekat desa Hanita. Setelah rudal anti-tank diluncurkan, muncul kekhawatiran masuknya teroris ke teritorial Israel,” tambah militer.

“Dalam merespon itu, Angkatan Bersenjata Israel menggunakan artileri dan tembakan tank untuk mencegah penerobosan. IDF mengetahui klaim jurnalis di aret tersebut tewas. Area itu zona pertempuran aktif, di mana baku tembak terjadi dan berada di area itu berbahaya, insiden tersebut sedang ditinjau,” kata militer.

Investigasi Reuters menemukan bahwa dua tembakan berturut-turut yang dilakukan oleh awak tank Israel membunuh jurnalis video Reuters, Abdallah, dan melukai enam wartawan lainnya. Para wartawan sedang melakukan liputan di perbatasan.

Dua serangan tersebut menewaskan Abdallah, 37 tahun, dan melukai fotografer Agence France-Presse (AFP) Christina Assi, 28 tahun. Mereka sedang berada sekitar satu kilometer dari perbatasan Israel di dekat desa Alma al-Chaab, Lebanon.