Amerika Serikat (AS) meminta Israel untuk tidak menyerang daerah yang sudah diidentifikasi sebagai zona “dilarang menyerang” di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan ketika Israel meningkatkan serangannya ke wilayah selatan Gaza, di mana penduduk sipil mengungsi.
“Pihak mereka (Israel) juga menunjukkan bahwa ada zona di mana serangan dilarang. Dan di zona tersebut, kami berharap Israel tidak melakukan serangan,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, seperti dilansir oleh Al Arabiya pada Selasa (5/12/2023).
Saat ini Israel mulai mengalihkan pertempurannya di Gaza ke wilayah selatan setelah konfrontasi antara pasukan Israel dan Hamas berlangsung di utara Gaza. Dengan berlangsungnya peperangan di utara, lebih dari 1 juta penduduk Gaza mengungsi ke selatan. Saat ini para pengungsi tersebut tidak memiliki tempat untuk menghindari pertempuran.
Dalam mengintensifkan serangan ke wilayah selatan, militer Israel membantah anggapan bahwa mereka berupaya mengusir penduduk Palestina dari Jalur Gaza. “Kami tidak mencoba untuk menggusur siapa pun, kami tidak mencoba untuk memindahkan siapa pun dari mana pun secara permanen,” ujar Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jonathan Conricus, pada Senin (4/12/2023) lalu.
Conricus juga menyatakan bahwa pihak Israel telah meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri dari medan perang dan telah menyediakan zona kemanusiaan di dalam Jalur Gaza, seperti wilayah pesisir kecil bernama Al-Mawasi. Namun, ia juga mengakui adanya keterbatasan ruang dan akses sehingga bantuan dari organisasi kemanusiaan internasional sangat penting.
Menurut laporan, jumlah warga Gaza yang telah terbunuh akibat agresi Israel telah mencapai setidaknya 15.900 jiwa, dengan lebih dari 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 41 ribu orang sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/s58ob1335/as-minta-israel-hormati-zona-dilarang-menyerang-di-jalur-gaza)
