Hamas Meminta Media Internasional untuk Melakukan Liputan Langsung dari Jalur Gaza

by -106 Views

GAZA – Kelompok Hamas telah meminta media internasional untuk meningkatkan kehadiran mereka di Jalur Gaza. Hamas mengatakan bahwa mereka perlu melihat kehancuran dan genosida yang dilakukan Israel terhadap penduduk Palestina di wilayah tersebut.

“Dalam sebuah pernyataan, Hamas telah menyerukan kepada jurnalis dan lembaga media internasional untuk meningkatkan kehadiran mereka di Jalur Gaza guna melihat sejauh mana kehancuran dan tanda-tanda genosida yang dilakukan oleh pendudukan (Israel) dan tentara Nazi terhadap anak-anak, warga sipil yang tidak berdaya, dan seluruh infrastruktur,” kata Hamas dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (29/11/2023).

Hamas kemudian mengungkapkan penemuan puluhan jenazah warga sipil yang tertimbun di reruntuhan bangunan di daerah Sabra dan di daerah lain di Kota Gaza. Proses pencarian jasad dapat dilakukan oleh regu penyelamat karena Hamas dan Israel telah sepakat atas perpanjangan gencatan selama dua hari pada Senin (27/11/2023).

Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, regu penyelamat berhasil mengevakuasi 160 jenazah dari reruntuhan dan jalan-jalan di Jalur Gaza pada Selasa lalu. “Hal ini membuat jumlah korban tewas sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober menjadi lebih dari 15 ribu orang, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan,” ungkap WAFA.

Koresponden WAFA di Gaza melaporkan bahwa tim penyelamat sejauh ini mengandalkan metode manual untuk melakukan penggalian reruntuhan untuk mencari jenazah. Metode itu terpaksa dipilih mengingat kurangnya mesin dan peralatan untuk mengeruk serta memindahkan puing-puing.

Berdasarkan data sementara, sekitar 6.500 orang di Gaza masih dinyatakan hilang, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan. Mereka diduga telah terbunuh akibat serangan Israel dan tertimbun reruntuhan bangunan.

Pada Selasa kemarin, Hamas kembali membebaskan 12 sandera yang terdiri dari 10 warga Israel dan dua warga Thailand. Sebagai timbal balik, Israel membebaskan 30 warga Palestina dari penjara pada Selasa malam.

Gencatan senjata empat hari antara Hamas dan Israel seharusnya berakhir pada Senin malam lalu. Namun kedua belah pihak sepakat memperpanjang gencatan selama dua hari guna memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera dan tahanan Palestina. Sejak memulai gencatan senjata pada 24 November 2023 lalu, Hamas sudah membebaskan lebih dari 80 sandera, di dalamnya setidaknya 60 warga Israel.

Yoav Gallant, Menteri Pertahanan Israel, menyampaikan bahwa pasukan negaranya akan melanjutkan pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza setelah gencatan senjata berakhir. Dia mengatakan bahwa Israel akan menggunakan kekuatan lebih besar dalam pertempuran berikutnya.