Banyak Warga Israel Mengkonsumsi Obat Anti-Depresi Selama Konflik dengan Hamas

by -108 Views

Penggunaan obat resep untuk mengobati depresi dan trauma telah meningkat di Israel selama perang Gaza baru-baru ini. Menurut laporan, organisasi perawatan kesehatan Clalit Health Services menyatakan bahwa jumlah resep untuk obat yang digunakan dalam penanganan kondisi tersebut meningkat sebanyak 11 persen antara bulan September dan Oktober. Penambahan ini tercermin dalam peningkatan resep untuk obat psikiatri dan penenang, yang mencakup antidepresan dan obat anti-kecemasan dari keluarga SSRI dan benzodiazepin.

Clalit juga mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus baru diresepkan obat untuk penggunaan jangka pendek dan belum tentu sebagai solusi jangka panjang. Selain itu, pembelian obat bebas dan suplemen nutrisi dari apotek juga meningkat sebagai cara untuk mengurangi stres dan relaksasi.

Organisasi kesehatan Maccabi Health Services juga memberikan laporan yang serupa, dengan peningkatan 20 persen dalam resep obat anti-depresan dan trauma serta obat penenang selama bulan-bulan pertama perang. Namun demikian, dokter di Maccabi Health Services memilih untuk tidak memberikan obat psikiatrian kecuali diperlukan untuk kasus-kasus kecemasan jangka panjang, karena banyak pasien dipercaya hanya membutuhkan bantuan dalam jangka pendek.

Menggunakan obat-obatan psikiatri efektif dalam banyak kasus, tetapi juga memiliki kekurangan. SSRI membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu untuk menunjukkan hasilnya, sementara obat penenang benzodiazepin dapat menimbulkan ketergantungan jika digunakan dalam jangka panjang.

Dalam banyak kasus, tindakan seperti berbicara dengan profesional, melakukan terapi target, dan latihan pernapasan ternyata sudah cukup untuk memberikan kelegaan bagi pasien dengan kecemasan jangka pendek. Oleh karena itu, pasien sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai pilihan pengobatan sebelum menggunakan obat psikiatri untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.