Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyatakan bahwa Indonesia telah mengirimkan dua tahap bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Ia memastikan bahwa semua bantuan kemanusiaan yang dikirim telah masuk ke Gaza.
Retno menekankan bahwa bantuan-bantuan tersebut berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga-lembaga kemanusiaan. Bantuan tahap pertama diterbangkan dari Jakarta pada 4 November 2023 dengan berat 50,8 ton. “Bantuan tersebut sudah masuk ke Gaza,” kata Retno, Senin (27/11).
Selanjutnya, Indonesia melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Jakarta pada 20 November 2023 seberat 39,6 ton. Terdiri dari 21,2 ton bantuan pemerintah dan 18,4 ton bantuan yang berasal dari masyarakat. “Dan seluruh bantuan tahap kedua ini sudah berhasil masuk ke Gaza,” ujar Retno.
Untuk mekanisme pengiriman, bantuan kemanusiaan dikirimkan ke Bandara Al Arish, Mesir, dan kemudian diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah di Mesir. Selanjutnya bantuan tersebut diperiksa oleh Israel di checkpoint Nitzana sebelum dikirim ke Gaza melalui Rafah dan diserahkan ke Bulan Sabit Merah Palestina dan UNRWA.
Retno mengingatkan bahwa Palestina adalah satu-satunya negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang belum merdeka, sehingga Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina. Ia juga menekankan bahwa Indonesia akan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa serta mengawal terwujudnya keadilan dan akuntabilitas atas konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Rentno juga menegaskan tanggung jawab Israel atas pelanggaran hukum internasional yang dilakukannya selama ini serta pentingnya reparasi yang setimpal dan dukungan internasional untuk membantu Palestina dalam membangun kembali infrastruktur mereka.
Jumat (24/11/2023), Israel dan Hamas telah memulai gencatan senjata selama empat hari. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Hamas akan membebaskan 13 warga Israel yang mereka sandera. Selama gencatan senjata berlangsung, bantuan kemanusiaan akan dialirkan ke Gaza, termasuk bahan bakar. Sejak menggempur Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel diketahui melarang pengiriman bahan bakar ke Gaza.
Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 14.500 jiwa, termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang.