Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson sedang menjadi perbincangan publik setelah munculnya video yang memperlihatkan kesalahannya saat berbicara tentang konflik Israel-Hamas. Pemerintah Swedia telah mengonfirmasi bahwa video klip tersebut merupakan distorsi dan bagian dari kampanye disinformasi.
Dalam video tersebut, Kristersson seharusnya mengatakan bahwa Swedia dan Uni Eropa “bersatu dalam hal bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, dalam kerangka hukum internasional”. Namun, ia tampak salah bicara dan mengucapkan kata “rakyat” sebelum mengoreksi dirinya sendiri. Hal ini kemudian diartikan oleh beberapa orang sebagai “folkmord” atau genosida, yang mirip dengan kata “folkratt” dalam hukum internasional.
Menteri Pertahanan Sipil Swedia Carl-Oskar Bohlin menegaskan bahwa video klip tersebut memiliki terjemahan yang tidak akurat dan merupakan distorsi dari ucapan Perdana Menteri Swedia. Tujuannya jelas untuk merusak citra Swedia di luar negeri dan menyebabkan polarisasi dan perpecahan lebih lanjut.
Sebelumnya, PM Swedia Ulf Kristersson telah mendapat cemoohan setelah diketahui mengatakan Israel berhak melakukan genosida dalam pidatonya di Gothenburg. Namun, Kristersson sebenarnya mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mendefend diri, dan bukan melakukan genosida.
Video tersebut menunjukkan sejumlah audiens menertawakan kesalahan Kristersson, sementara yang lain bertanya apakah Israel benar-benar berhak melakukan genosida. Kasus ini menunjukkan pentingnya mengonfirmasi informasi sebelum menarik kesimpulan, serta dampak dari distorsi informasi dalam politik internasional.