Negara-Negara Berkembang Bertekad Menarik Dukungan dan Memutuskan Hubungan dengan Israel

by -124 Views

Israel Didesak Oleh Amerika Latin Dalam Konflik Gaza

Israel merasa marah dengan beberapa negara di Amerika Latin yang secara terang-terangan menyuarakan kecaman terhadap serangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Beberapa negara di Amerika Latin telah mengambil tindakan keras dalam mendukung Palestina, seperti memutus hubungan diplomatik atau mengutuk keras dengan memanggil pulang duta besar mereka.

Bolivia, Cile, dan Kolombia telah mengambil langkah-langkah diplomatik untuk memprotes operasi militer Israel terhadap Hamas di Gaza. Bolivia menjadi negara pertama yang memutuskan hubungan diplomatik pada 1 November.

Sementara itu, Cile dan Kolombia memanggil kembali duta besar mereka untuk Israel pada 31 Oktober di tengah kritik atas pembunuhan warga sipil di Gaza. Namun Israel langsung memberikan peringatan dan meminta mereka berada di sisinya.

“Israel mengharapkan Kolombia dan Cile mendukung hak negara demokratis untuk melindungi warga negaranya, dan menyerukan pembebasan segera semua korban penculikan, dan tidak bersekutu dengan Venezuela dan Iran dalam mendukung terorisme Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel.

Presiden Cile, Gabriel Boric, menyebut warga sipil yang tidak bersalah adalah korban utama serangan Israel. “Umat manusia tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri melalui ikatan yang tidak manusiawi,” katanya.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, bersikap lebih blak-blakan dengan membagikan banyak pesan di media sosial yang mengecam tindakan Israel. “Ini disebut genosida; mereka melakukannya untuk mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan mengambil alihnya,” tulis Petro di X.

Langkah diplomatik yang dilakukan ketiga negara Amerika Selatan yang dipimpin oleh para pemimpin sayap kiri, terjadi ketika negara-negara lain di wilayah tersebut meningkatkan kritik mereka terhadap aktivitas militer Israel. Argentina mengkritik serangan Israel di kamp pengungsi Jabaliya.

Pernyataan Argentina muncul beberapa jam setelah Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, meminta Israel untuk mengakhiri pemboman di Gaza.

Presiden Honduras, Xiomara Castro, mengumumkan menarik duta besarnya dari Israel dalam pernyataan yang diposting ke X. Negara Amerika tengah ini mengutip situasi kemanusiaan serius yang diderita penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza sebagai alasan keputusan Castro.

Mengenai peran para pemimpin sayap kiri, analis senior International Crisis Group Elizabeth Dickinson dikutip dari Anadolu Agency mengatakan, di Amerika Latin memiliki generasi baru pemimpin sayap kiri yang tidak hanya berhaluan kiri tetapi juga cukup kuat dalam isu-isu hak asasi manusia ke panggung global. “Ada kesamaan pemikiran bahwa, secara global, diplomasi adalah jalan ke depan,” ujarnya.