60 Orang Tertahan Akibat Serangan Israel di Gaza

by -136 Views

Hamas, sebuah kelompok perlawanan Palestina, mengumumkan bahwa lebih dari 60 sandera hilang akibat serangan udara Israel di Gaza. Juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, Abu Ubaida, mengatakan melalui akun telegram Hamas bahwa dari 60 sandera Israel yang hilang, 23 jenazah terjebak di bawah reruntuhan. “Sepertinya kami tidak akan pernah bisa menjangkau mereka karena agresi brutal pendudukan (Israel) yang terus berlanjut terhadap Gaza,” kata Abu Ubaida.

Hamas sebelumnya telah mengklaim bahwa sekitar 50 tawanan yang ditahan oleh kelompok tersebut tewas dalam serangan Israel di Gaza. Namun, tentara Israel menolak berkomentar mengenai tewasnya para sandera.

Amerika Serikat telah menggunakan drone pengintai untuk mencari sandera yang ditawan oleh Hamas. Saat ini, Hamas telah membebaskan empat warga sipil dari total 239 yang ditahan.

Berdasarkan kesaksian para sandera yang telah dibebaskan, Hamas memperlakukan mereka dengan baik. Kelompok tersebut memperhatikan kebutuhan para sandera, termasuk kebersihan, makanan, dan kesehatan mereka.

Konflik terbaru antara Palestina dan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Hamas melancarkan serangan mendadak dengan menembakkan ribuan roket dan melakukan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyatakan bahwa serangan ini merupakan tanggapan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh pemukim Yahudi dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel terkejut dengan operasi mendadak Hamas yang menggunakan taktik yang cerdas.

Sebagai respons atas tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Serangan udara Israel menghancurkan rumah-rumah warga sipil, gedung perkantoran, serta fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak, meninggal dunia.

Respons Israel juga meluas hingga memotong pasokan air, listrik, bahan bakar, dan makanan ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung tersebut sejak 2007. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di Gaza, pengeboman Israel telah menyebabkan lebih dari 9000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk lebih dari 4000 anak-anak.

Menurut data Euro-Med Human Rights Monitor, pengeboman Israel di Gaza hingga 31 Oktober 2023 telah menewaskan 9056 orang, termasuk 3718 anak-anak dan 1929 perempuan. Sementara itu, korban luka mencapai 21.980 orang dan 1976 orang lainnya diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Perang ini juga telah membuat 1,4 juta orang mengungsi secara internal. Selain itu, 32 jurnalis dan 111 tenaga medis juga menjadi korban tewas akibat serangan Israel.

Pengeboman Israel telah menghancurkan sejumlah fasilitas publik. Data Euro-Med menunjukkan bahwa 44.300 bangunan hancur total dan 13.6100 bangunan rusak sebagian. Selain itu, 47 masjid dan 3 gereja juga hancur, serta 147 sekolah, 513 fasilitas industri, 19 rumah sakit, 39 ambulans, dan 49 klinik. Selain itu, 87 kantor media juga ikut hancur dalam serangan ini.

Situasi konflik yang terus berlanjut ini semakin memperburuk kondisi kehidupan di Gaza dan menimbulkan penderitaan bagi warga sipil Palestina.