JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi keputusan Mesir untuk menerima 81 warga Palestina yang sakit dan terluka dari Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan di negara tersebut. Ke-81 warga Gaza dievakuasi melalui jalur penyeberangan Rafah pada Rabu (1/11/2023) lalu.
Dalam keterangannya, WHO menyampaikan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Mesir dalam merencanakan dan membangun sistem triase, stabilisasi, serta evakuasi medis yang komprehensif. Salah satunya dengan memberikan pelatihan berkelanjutan kepada staf layanan kesehatan.
Selain itu, WHO juga bekerja sama dengan Masyarakat Bulan Sabit Merah Mesir untuk memastikan bahwa layanan dukungan trauma psikologis tersedia bagi para pasien. Rumah Sakit Al-Arish menjadi rumah sakit rujukan utama pertama bagi warga yang dievakuasi dari Gaza, dengan fasilitas resusitasi dan perawatan intensif yang lengkap. RS Al-Arish juga memiliki tim bedah yang siap menangani cedera parah, termasuk trauma besar dan luka bakar.
WHO mengingatkan bahwa ribuan orang di Gaza saat ini membutuhkan akses terhadap layanan kesehatan yang mendesak dan penting, namun ketersediaan obat-obatan dan logistik medis masih sangat minim. Oleh karena itu, WHO menyerukan akses mendesak dan dipercepat terhadap bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, air, makanan, serta pasokan medis, ke seluruh Jalur Gaza. WHO juga berharap adanya akses bagi warga Gaza yang harus dirujuk keluar dari wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas mencapai 8.805 jiwa, termasuk 3.648 anak-anak, sementara korban luka mencapai lebih dari 22 ribu orang.
Sumber: Republika