Kemungkinan Peluncuran Satelit Ketiga Korut Tidak Akan Gagal Lagi

by -137 Views

Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan bahwa Korea Utara (Korut) sedang melakukan persiapan untuk meluncurkan satelit mata-mata dan ada kemungkinan peluncuran ketiga Korut ini akan berhasil. Informasi ini disampaikan kepada para anggota parlemen Korsel.

Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) juga melaporkan bahwa Korut telah melakukan lebih dari 10 pengiriman amunisi ke Rusia yang nantinya akan digunakan dalam perang di Ukraina. Jumlah amunisi yang dikirimkan tersebut diperkirakan setara dengan pasokan amunisi yang digunakan Rusia dalam perang melawan Ukraina dalam dua bulan. Laporan tersebut disampaikan dalam sidang komite tertutup.

NIS menyebutkan bahwa amunisi tersebut dikirimkan melalui kapal-kapal yang berlayar dari pelabuhan pantai timur Korut dan pelabuhan Rusia. Pernyataan serupa juga telah disampaikan oleh Amerika Serikat sebelumnya.

Anggota parlemen Korsel, Yoo Sang-bum, mengutip laporan NIS bahwa “Korea Utara menjalankan pabrik amunisi dengan kapasitas penuh untuk memenuhi permintaan pasokan militer ke Rusia dan bahkan mengerahkan penduduk dan pabrik-pabrik sipil untuk membuat kotak amunisi untuk diekspor.”

Upaya Korea Utara untuk meluncurkan satelit pengintai pertamanya tahun ini telah gagal karena beberapa bagian dari pendorongnya mengalami kerusakan. Namun, Korut terus berupaya meningkatkan kemampuan militernya dengan meluncurkan rudal balistik jarak jauh, kapal selam rudal balistik, dan rudal hipersonik.

Korea Utara diduga menerima bantuan teknis dari Rusia dan sedang memeriksa mesin kendaraan peluncur dan mekanisme peluncurannya. Namun, tidak ada indikasi bahwa mereka akan melakukan peluncuran dalam waktu dekat.

Pada bulan September, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Rusia timur, di mana ia mengunjungi stasiun peluncuran ruang angkasa modern Rusia. Pertemuan tersebut memicu spekulasi bahwa Rusia akan membantu program ruang angkasa Korut sebagai imbalan atas pasokan senjata konvensional, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut yang diberikan.

Sumber: Republika