Kelompok Hamas Brigade Al Qassam baru-baru ini merilis sebuah video di mana tiga sandera yang ditahan di Jalur Gaza menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam video tersebut, Yelena Trupanob, Danielle Aloni, dan Rimon Kirsht memperingatkan bahwa mereka hanya akan dilepaskan jika tahanan Palestina juga dibebaskan. Dalam transkrip video yang disebarkan oleh akun Quds News Network, mereka menyatakan bahwa mereka telah ditahan selama 23 hari dan menyalahkan Netanyahu atas kegagalan untuk melindungi mereka.
Berita ini mendapat tanggapan positif dari keluarga sandera yang berpendapat bahwa video tersebut membuktikan bahwa anggota keluarganya masih hidup. Namun, Netanyahu menyebut video ini sebagai propaganda yang kejam dan menyatakan bahwa penculikan yang dilakukan oleh Hamas merupakan kejahatan perang. Ia menegaskan bahwa pemerintah Israel akan melakukan segalanya untuk membebaskan semua tawanan dan orang yang hilang.
Ini bukanlah kali pertama Hamas merilis video penyanderaan. Pada 17 Oktober, mereka merilis video yang menampilkan Mia Schem, seorang wanita Perancis-Israel berusia 21 tahun. Pihak berwenang Israel mengungkapkan bahwa setidaknya ada 239 sandera baik warga Israel maupun asing yang ditahan di Gaza.
Prisensi sandera-sandera ini telah menghambat operasi darat Israel di Jalur Gaza. Hingga saat ini, empat sandera telah dibebaskan, tetapi upaya untuk membebaskan lebih banyak sandera melalui jalur-jalur belakang yang dikoordinasikan oleh Qatar mengalami hambatan setelah dimulainya operasi darat oleh pasukan Israel.
Sumber: Republika