Foto selebaran yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan menunjukkan B-52H Angkatan Udara AS dan F-35A Angkatan Udara Korsel yang terlihat saat melakukan latihan udara bersama.
SEOUL – Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan telah memulai latihan udara yang melibatkan 130 pesawat tempur dari kedua negara. Latihan ini bertujuan untuk mensimulasikan operasi perang selama 24 jam.
Latihan tahunan yang dikenal sebagai Vigilant Defense akan berlangsung dari Senin (30/10/2023) hingga Jumat (3/11/2023). Angkatan Udara Korsel mengatakan latihan ini akan melibatkan pesawat tempur siluman F-35 dan jenis pesawat lainnya.
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara kedua militer dengan melakukan misi udara utama seperti latihan tembakan langsung dari udara ke permukaan, operasi pertahanan udara, dan pelatihan darurat lainnya.
“Kami akan mempertahankan kesiapan tempur terbaik untuk segera menanggapi dan menghukum dengan keras setiap provokasi oleh musuh melalui latihan intensif yang mensimulasikan situasi yang sebenarnya,” kata militer Korea Selatan dalam pernyataannya.
Latihan ini dilakukan saat Korea Utara (Korut) meningkatkan kerja sama militernya dengan Rusia. AS, Korsel, dan Jepang mengecam kerja sama ini sebagai upaya Pyongyang untuk meningkatkan kemampuan militer dengan imbalan dukungan senjata dari Moskow.
Pada Sabtu (28/10/2023), Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui menyatakan bahwa Pyongyang “sangat ingin” memperluas hubungan dengan Rusia. Ia juga menambahkan bahwa hubungan mereka akan menjadi elemen “strategis yang kuat” jika keamanan di wilayah tersebut terancam.
Korea Utara mengutuk latihan gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai latihan untuk invasi dan sebagai bukti dari kebijakan yang bermusuhan oleh Washington dan Seoul.
Sumber: Republika