Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan kekecewaannya terhadap kelemahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menangani pembunuhan brutal terhadap anak-anak dalam konflik Israel-Palestina. Dalam sebuah pertemuan di Ankara, Erdogan menyatakan bahwa tidak ada yang serius menghadapi struktur yang membiarkan pembunuhan brutal tersebut terjadi. Ia sangat sedih melihat bahwa PBB tidak berdaya dalam mengatasi masalah ini.
Erdogan juga menyebutkan keberatan Turki terhadap struktur yang tidak adil dalam Dewan Keamanan PBB, yang dikaitkan dengan sebuah resolusi Timur Tengah yang gagal disetujui karena salah satu anggota Dewan menggunakan hak veto. Turki telah lama mengkritik struktur ini.
Presiden Erdogan kembali menegaskan slogan reformasi PBB yang ia usung, yaitu “Dunia ini lebih besar, tidak hanya lima”. Ia berpendapat bahwa pihak yang membela dunia dalam perang Rusia-Ukraina tidak menunjukkan sikap yang sama dalam kasus pembunuhan massal di Gaza. Erdogan menganggap pihak-pihak yang memiliki perbedaan sikap ini sebagai munafik, sementara negara-negara di luar kawasan diyakini sedang membela Israel.
Namun, Erdogan menegaskan bahwa Turki siap menjadi penjamin dukungan bagi Palestina dalam hal kemanusiaan, politik, dan militer. Ia berencana menyelenggarakan konferensi internasional yang melibatkan pihak-pihak berpengaruh di kawasan ini.
Konflik di Gaza dimulai ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai pembalasan atas serbuan ke Masjid Al-Aqsa dan peningkatan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel. Militer Israel kemudian melancarkan serangan udara terhadap Jalur Gaza. Konflik ini telah menewaskan hampir 8.000 orang, termasuk ribuan warga Palestina dan Israel.
Gaza, dengan populasi 2,3 juta jiwa, menghadapi masalah pasokan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang semakin menipis. Bantuan yang masuk ke wilayah tersebut belum mencukupi kebutuhan penduduk.
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/s33sde478/pbb-dinilai-tak-berdaya-tangani-konflik-gaza-begini-kekecewaan-erdogan)
