Sejak lama, Uni Eropa mencoba mengabaikan masalah Palestina seolah-olah hal tersebut tidak pernah ada atau akan terselesaikan dengan sendirinya. Uni Eropa sekarang meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah dengan tujuan mencapai solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.
Dalam sebuah unggahan blog yang diposting pada Senin (23/10/2023), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengevaluasi sikap Uni Eropa terkait masalah tersebut. Borrell mengatakan bahwa kita telah memasuki fase baru dalam tragedi Israel-Palestina yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Ini bisa menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi perdamaian global, dan masyarakat internasional harus bergerak untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
“Sejak lama, kita mencoba mengabaikan masalah Palestina seolah-olah hal tersebut tidak pernah ada atau akan terselesaikan dengan sendirinya,” lanjut Borrell. Dia menekankan bahwa masyarakat internasional, termasuk Uni Eropa, telah gagal secara efektif menerapkan Perjanjian Oslo yang telah ada selama tiga dekade.
“Sejak Oslo, jumlah pemukim Israel telah meningkat tiga kali lipat di wilayah yang diduduki, sementara kemungkinan negara Palestina telah terpecah menjadi wilayah yang terisolasi,” kata Borrell.
Borrell juga menyebutkan bahwa meskipun setiap hari kita menyerukan solusi dua negara, namun Palestina bertanya kepada perwakilan Uni Eropa di Majelis Umum PBB, “Selain menyerukan hal itu, apa yang Anda lakukan untuk mencapai hal itu?”
Borrell menyadari bahwa keputusan yang paling menantang sering kali muncul di ambang krisis, dan masyarakat internasional sekarang berada di tepi kehancuran. Dia menekankan bahwa solusi dua negara tetap menjadi pilihan yang paling layak, meskipun ada kompleksitas yang terlihat, dan meminta semua pemangku kepentingan untuk fokus pada upaya politik mereka untuk mencapai hal tersebut.
Sumber: Republika