Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sering menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam menangani krisis, termasuk perang Israel-Palestina, menurut Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, Valerie Julliand.
“PBB terdiri dari 193 negara anggota. Tindakan yang kami lakukan sebagai perwakilan PBB ditentukan oleh negara-negara anggota,” kata Julliand kepada wartawan di Jakarta.
PBB tidak selalu dapat melakukan intervensi terhadap suatu negara karena keputusan tersebut harus disetujui oleh negara anggota. Karenanya, mereka kerap kesulitan dalam menyelesaikan perang Israel-Palestina dan tugas-tugas kritis lainnya.
Dewan Keamanan PBB juga memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Namun, sulit bagi Dewan Keamanan untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan efektif.
Meskipun demikian, PBB tetap bertanggung jawab untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, meskipun terkadang kurang memiliki sumber daya yang cukup.
PBB juga memiliki peran penting dalam membela hak-hak orang yang tertindas. Meskipun terkadang suaranya terlihat lemah, PBB telah berhasil membawa perubahan di dunia.
Namun, dalam krisis Palestina, dunia belum menemukan konsensus untuk menyelesaikannya, yang berakibat pada penderitaan ratusan, ribuan, dan jutaan warga Gaza.
Sumber: Antara (Diterjemahkan dari Republika)
