Israel melakukan serangan terhadap Hizbullah di selatan Lebanon pada pagi Selasa (17/10/2023), menurut militer Israel.
Kelompok Hizbullah Lebanon memiliki sekitar 200 ribu roket dan 100 ribu anggota yang siap bertempur, menurut Lembaga riset pertahanan Israel, Institute for National Security Studies (INSS). INSS mengungkapkan bahwa persenjataan Hizbullah mencakup roket, bom mortir, dan rudal dengan presisi dan daya rusak yang tinggi.
Hizbullah juga diketahui memiliki roket tipe Grad dengan jangkauan pendek 15-20 kilometer, roket jarak menengah-jauh dengan jangkauan hingga 100 kilometer, serta roket dan rudal jarak jauh dengan jangkauan 200-300 kilometer. Mereka juga memiliki proyektil Fatah 110, rudal balistik dengan jarak pendek yang dikembangkan oleh Iran.
INSS juga merujuk ke keberadaan rudal permukaan ke udara C802 buatan Cina dan Yakhont buatan Rusia, rudal anti-tank Kornet, serta rudal antipesawat jenis SA-17 dan SA-22 yang dimiliki Hizbullah.
Laporan INSS mengenai persenjataan Hizbullah masih perlu diverifikasi secara independen. Namun, INSS memperkirakan jumlah pasukan reguler dan cadangan Hizbullah mencapai antara 50 hingga 100 ribu personel.
Selama konfrontasi antara Hizbullah dan militer Israel di perbatasan Israel-Lebanon, penduduk di sekitar perbatasan Lebanon dievakuasi. Namun, sumber dari Republika menyebutkan bahwa informasi ini tidak berasal dari artikel yang ditulis di atas.
