Konflik Timbul antara China dan Filipina karena Provokasi di Laut China Selatan

by -124 Views

Cina dan Filipina saling tuduh terjadi tabrakan di perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Pada Ahad (22/10/2023), kapal-kapal Cina memblokir kapal Filipina yang sedang melakukan pasokan kepada pasukan. Kapal yang sedang dipasok oleh Filipina dikontrak oleh angkatan bersenjata Filipina. Dalam insiden terbaru, penjaga pantai Cina mengatakan terjadi tabrakan kecil antara salah satu kapalnya dengan kapal Filipina. Beijing mengklaim penjaga pantai secara sah menghalangi kapal tersebut yang membawa bahan konstruksi ilegal untuk kapal perang Filipina.

Penjaga pantai Cina menyatakan bahwa kapal Filipina telah mengabaikan peringatan berulang kali, melewati haluan kapal Cina, dan dengan sengaja menciptakan masalah yang menyebabkan tabrakan. Penjaga pantai mengatakan bahwa perilaku Filipina melanggar peraturan internasional mengenai menghindari tabrakan di laut dan mengancam keselamatan navigasi kapal mereka.

Manila merespons dengan mengutuk tindakan pemblokiran berbahaya yang dilakukan oleh Cina terhadap kapal Filipina. Satuan Tugas Manila untuk Laut Filipina Barat dalam sebuah pernyataan menyebut tindakan Cina berbahaya, tidak bertanggung jawab, dan ilegal sebagai pelanggaran kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi Filipina.

Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya kepada Filipina dan mengutuk gangguan yang dilakukan Cina terhadap misi pasokan resmi Filipina. Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, memposting di media sosial mendukung perlindungan kedaulatan Filipina dan mendukung Indo-Pasifik Bebas dan Terbuka.

Kedua negara telah terlibat dalam perselisihan di wilayah Laut Cina Selatan dalam beberapa bulan terakhir, terutama di Second Thomas Shoal yang disengketakan, yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly. Filipina telah mengirimkan pasokan kepada pasukan yang ditempatkan di kapal angkut era Perang Dunia II yang digunakan sebagai pos terdepan di perairan dangkal tersebut. Kegiatan ini menyebabkan penjaga pantai Cina berulang kali mengirimkan kapal untuk memblokir misi pasokan tersebut.

Hubungan antara Manila dan Beijing semakin memburuk di bawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr. yang memperkuat keterlibatan militer dengan Washington sejak tahun lalu. Pentagon telah menyatakan bahwa mereka akan melindungi Filipina jika penjaga pantainya diserang di wilayah Laut Cina Selatan.

Beijing mengklaim memiliki kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, termasuk sebagian dari zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 menyatakan bahwa klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum.

Pekan lalu, militer Filipina menuntut agar Cina menghentikan tindakan berbahaya dan ofensif mereka setelah sebuah kapal angkatan laut Cina membayangi dan berusaha menghalangi kapal angkatan laut Filipina yang sedang melakukan misi pasokan. Sementara itu, Beijing telah memperingatkan Manila terhadap provokasi lebih lanjut karena tindakan tersebut dianggap melanggar kedaulatan wilayah Cina.

Sumber: Republika