Israel Menciptakan Rencana untuk Kampanye Militer ke Gaza, Menargetkan Ciptaan Keadaan Keamanan yang Baru

by -150 Views

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa kampanye serangan Israel ke Jalur Gaza bertujuan untuk mengakhiri tanggung jawab negara terhadap wilayah tersebut dan menciptakan realitas keamanan baru bagi warganya.

Israel telah memblokade Gaza sejak tahun 2007 dan Tel Aviv secara ketat membatasi keluar dan masuknya warga serta aktivitas ekspor-impor.

Dalam pengarahannya kepada komite parlemen pada Jumat (20/10/2023), Gallant mengatakan bahwa kampanye militer di Gaza akan dilakukan dalam tiga tahap dengan tujuan menciptakan realitas keamanan baru. Tahap pertama yang sedang berlangsung saat ini melibatkan penghancuran infrastruktur milik Hamas.

Sementara itu, fase kedua akan mencakup operasi intensitas rendah yang bertujuan menghancurkan kantor perlawanan. Sedangkan fase ketiga memerlukan penghapusan tanggung jawab Israel atas kehidupan di Jalur Gaza dan menciptakan realitas keamanan baru bagi warga Israel.

Pada tanggal 19 Oktober 2023, Yoav Gallant mengunjungi pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza dan mengisyaratkan kesiapan Israel untuk meluncurkan operasi pertempuran darat ke Gaza.

Gallant mengingatkan pasukan Israel akan sengitnya peperangan dan menyatakan bahwa pertempuran ini akan luas, sulit, dan mereka akan bertindak dengan tepat, tajam, dan mematikan. Meskipun ada harga yang harus dibayar, mereka akan melanjutkan operasi ini sampai selesai.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menemui pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza. Ia menyemangati para tentara dengan menyatakan bahwa mereka akan menang dengan kekuatan penuh.

Pertempuran terbaru antara Hamas dan Israel pecah pada tanggal 7 Oktober 2023. Hingga saat ini, jumlah warga di Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 4.000 jiwa. Serangan udara Israel juga mengakibatkan lebih dari 1 juta warga Gaza menjadi pengungsi. Situasi di Jalur Gaza semakin memburuk karena konvoi bantuan kemanusiaan tidak diizinkan masuk ke wilayah tersebut.

Sementara itu, jumlah warga Israel yang tewas akibat operasi dan serangan Hamas mencapai sedikitnya 1.400 orang.

Sumber: Republika